Skandal Bimtek Pangkep: Uang Bos Dikeruk, Sekolah Dibungkam, Siapa "Dalang" di Baliknya?
Pangkep Sulsel, Sulawesibersatu.com — Dalam tiga hari yang tampak biasa, antara 9 hingga 11 Mei 2025 beberapa waktu lalu, Dinas Pendidikan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) menggelar sebuah kegiatan tahunan bertajuk “Bimbingan Teknis (Bimtek)” untuk kepala sekolah dan guru SD hingga SMP. Namun siapa sangka, di balik spanduk pelatihan dan pidato motivasi, tersembunyi dugaan konspirasi anggaran yang menguras Dana BOS hingga miliaran rupiah.
Kini, Bimtek itu tak lagi disebut sebagai pelatihan. Ia berubah nama di tengah masyarakat yaitu “Bimtek Palsu. Modus Baru. Rampok Dana BOS Secara Legal.”
Dokumen undangan tak jelas. Anggaran tak diumumkan. Mekanisme seleksi tak dilakukan. Sekolah-sekolah mengaku “diminta partisipasi” yang sebenarnya adalah perintah terselubung. Pembayaran dipaksa dari Dana BOS. Tidak ada SK, tidak ada surat resmi dan tidak ada ruang menolak.
“Kami disuruh ikut, bayar sendiri dari BOS. Kalau tidak ikut, takut dianggap membangkang. Tapi kami tak diberi penjelasan detil. Hanya disuruh bayar dan hadir,” ujar sumber yang enggan disebutkan identitasnya.
Dana BOS yang seharusnya untuk buku, meja, pelatihan guru secara wajar, dan operasional siswa miskin kini diduga dialihkan untuk membiayai kegiatan yang aroma formalitasnya menyengat. Sejumlah LSM menyebut kegiatan ini sebagai panggung mahal untuk menguras dana sekolah, demi menguntungkan sekelompok elit yang diduga bermain di balik layar sebab tidak transparan, tidak akuntabel serta tidak punya urgensi tapi bernilai miliaran rupiah.
Pemerhati pendidikan nasional, Dr. Muhammad Alwi Fatahillah, bicara keras. “Ini bukan pelanggaran kecil. Ini pemufakatan jahat. Dana BOS dipaksa keluar tanpa mekanisme sah, untuk kegiatan yang bisa gratis dilakukan di MKKS. Ini penipuan publik berwajah pelatihan!” ungkapnya.
Dr. Alwi bahkan menegaskan bahwa unsur tindak pidana korupsi telah terpenuhi, mengacu pada UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Siapa penyelenggara sesungguhnya? Siapa yang menerima aliran dana? Apakah benar ada perusahaan rekanan yang setiap tahun “menang tender” Bimtek tanpa seleksi?
Dugaan ini makin kuat setelah sejumlah nama muncul sebagai “penanggung jawab lapangan”, yang disebut-sebut memiliki hubungan dekat dengan pejabat Dinas.
“Ada pola yang sama tiap tahun. Tempatnya ganti, anggarannya naik, pesertanya wajib, dan penyelenggaranya itu-itu saja,” ujar sumber lainnya.
LSM dan aktivis antikorupsi kini bersuara lantang. Mereka meminta yakni audit mendalam oleh BPKP dan Inspektorat, pemeriksaan pihak ketiga yang menjadi pelaksana, pemanggilan pejabat Dinas yang menyetujui kegiatan tanpa dokumen sah serta pemulihan dana BOS jika terbukti disalahgunakan.
“Kami tidak akan diam. Ini bukan hanya uang, ini masa depan pendidikan. Jika hukum tak menindak, rakyat akan bicara lebih keras,” tegas salah satu aktivis pendidikan.
Pelatihan yang seharusnya mencerdaskan, kini justru menjadi simbol kebobrokan birokrasi pendidikan lokal. Saat ruang kelas kekurangan fasilitas, uang BOS malah dihisap untuk kegiatan seremonial yang tak jelas hasilnya.
Bimtek Pangkep telah membuka mata banyak pihak yaitu ada yang salah dalam sistem. Dan mungkin, ini hanya permukaan dari gunung es korupsi anggaran pendidikan. (TIM)
0 Response to "Skandal Bimtek Pangkep: Uang Bos Dikeruk, Sekolah Dibungkam, Siapa "Dalang" di Baliknya?"
Posting Komentar