Ijazah Jokowi Sudah Dinyatakan Asli, Tapi Roy Suryo Tak Puas: "Tunjukkan yang Asli, Bukan Fotokopi!"

Jakarta, Sulawesibersatu.com - Polemik soal keaslian ijazah mantan Presiden RI, Joko Widodo belum juga mereda, meski Bareskrim Polri sudah angkat bicara terkait Ijazah Jokowi asli. Tidak ada tindak pidana. Kasus ditutup, akan

tetapi bagi Roy Suryo, mantan Menpora sekaligus pakar telematika, jawaban itu belum cukup. Ia bersuara dengan lantang yaitu “Mana barang aslinya? Jangan cuma tunjukkan fotokopi yang terlipat-lipat!”

Dalam sebuah program YouTube tvOne yang tayang Rabu (28/5), Roy menyoroti satu hal krusial yang menurutnya luput yakni tidak adanya tampilan ijazah asli secara fisik.

"Berulang kali mereka bilang harus pakai uji analog, bukan digital. Tapi kenapa justru yang ditampilkan ke publik hanya salinan fotokopi? Itu pun terlihat terlipat. Konyol sekali,” ujarnya tegas.

Menurut Roy, jika negara benar-benar ingin membungkam isu ini, seharusnya ijazah asli disita terlebih dahulu sebagai barang bukti, diuji dan ditampilkan secara transparan kepada publik.

Sebelumnya, Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan penyelidikan komprehensif, termasuk memeriksa 39 orang saksi dan menyisir 13 lokasi di UGM, kampus almamater Jokowi.

Hasilnya? Ijazah dengan nomor 1120 atas nama Joko Widodo, lulusan Fakultas Kehutanan UGM tahun 1985, dinyatakan sah dan identik dengan ijazah milik rekan-rekannya. Bahkan, elemen-elemen seperti cap stempel, jenis kertas, dan tanda pengaman telah diuji secara forensik.

"Tak ditemukan pelanggaran hukum. Penyelidikan dihentikan," kata Djuhandhani, 22 Mei lalu.

Meski kasus ini secara hukum dianggap selesai, sorotan publik belum usai. Roy Suryo menyuarakan keraguan kolektif yang tumbuh di sebagian masyarakat yaitu bahwa dalam era digital dan politik yang sangat terpolarisasi, keputusan resmi sering kali dianggap belum cukup tanpa bukti visual yang bisa dilihat mata kepala sendiri.

"Kalau yakin asli, tampilkan dong ke publik. Jangan hanya lewat layar presentasi, apalagi dengan fotokopi yang kusut!" sindir Roy.

Dengan penyelidikan resmi telah dihentikan, bola kini ada di tangan publik, apakah akan menerima hasil investigasi Bareskrim atau terus mempertanyakan keabsahan dengan tuntutan transparansi lebih tinggi? (AN/ZA)

Share this post