-->

 



 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

Profil Desa Lumbewe, Terbentuk Dari Rentetan Sejarah Yang Panjang


Mustamin  (Pimpinan Redaksi suarabangsa.id) 

Oleh : Mustamin  (Pimpinan Redaksi suarabangsa.id) 

Sejarah Desa

Sulawesibersatu.Com, Lutim - Desa Lumbewe merupakan salah satu Desa dari 18 (lima belas) Desa yang ada di Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur. Desa Lumbewe terdiri atas 3 (Tiga) Dusun yaitu Dusun Lumbewe, Dusun Pao Bali, Dusun Bambalu. Desa Lumbewe adalh Desa yang terletak pada daerah Dataran Tinggi terbentang pada jalan poros provinsi di wilayah Kecamatan Burau, berikut gambaran tentang sejarah terbentuknya Desa Lumbewe.


Periode Sebelum Tahun 1945
Pada awalnya wilayah Lumbewe adalah merupakan salah satu wilayah yang dihuni oleh sekelompok  masyarakat yang dipimpin oleh seorang Pemimpin yang bergelar Balailo, masa ini berlangsung selama ± 2 (dua) generasi yakni Balailo Lumbewe I dan II, kemudian  pada saat kepemimpihan Balailo II (sekitar tahun 1.870an) dibangunlah “Benteng Bambalu” yang terletak di sekitar wilayah Bambalu tua (Sebelah Selatan Dusun Tembo’e Desa Burau), sebagai tempat pertahanan untuk mengantisipasi masuknya pasukan Kolonial Belanda (VOC).
pada saat Pembangunan Benteng ini terjadi kesalah pahaman antara Balailo II dengan salah seorang saudaranya yang bernama “Maruangin” sehingga Maruangin pindah ke wilayah disekitar sungai Senggeni dan membangun sebuah benteng di wilayah tersebut yang sekarang terkenal dengan nama “Benteng Jalajja”
Di dalam benteng inilah “Maruangi” tinggal dengan membangun sebuah tempat tinggal yang disebut “Salassa” yang merupakan cikal bakal munculnya nama “Jalajja”, Ditempat inilah “Maruangi” melanjutkan kepemimpinan Balailo dan bergelar sebagai “Balailo III”. Atau yang lebih dikenal dengan nama “Ambe Ma’a”
Kemudian setelah Pasukan (VOC) memasuki wilayah ini  melalui pantai Mabonta (sekitar tahun 1900), maka benteng ini yang menjadi sasaran untama untuk dilumpuhkan, kemudian setelah (VOC) melumpuhkan dan menguasai benteng, maka Ambe Ma’a ditangkap dan diasingkan, lalu pasukan belanda menguasai wilayah ini dan menghapus system pemerintahan Balailo, namun untuk menarik simpati masyarakat kemudian Pasukan Kolonial Belanda menggantikan system pemerintahan dengan suatu sistem Pemerintahan yang lebih modern dan mengangkat salah seorang yang ditokohkan didaerah ini dari rumpun keluarga Balailo dengan jabatan “Kepala Kampung” yaitu Bapak “Ambe’na Paera” dan sistem Pemerintahan inilah yang terus berlangsung di daerah ini sampai pada masa pendudukan Pasukan Jepang, Pada saat pendudukan Pasukan Jepang, system Pemerintahan ini terus dipertahankan dan tetap jabatan tersebut dipegang oleh Ambe’na Paera hingga masa kemerdikaan Republik Indonesia (1945).
Periode setelah Proklamasi  17 Agustus 1945 
Sejak Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 kondisi wilayah ini cukup aman sampai pada masa pergolakan beberapa kelompok masyarakat yang terbentuk dalam beberapa Kesatuan bersenjata, seperti DI-TII, Permesta, GPST, dll.
Oleh karena seringnya terjadi kontak senjata antara beberapa kelompok tersebut dan juga dengan Pasukan TNI, maka untuk alasan keselamatan jiwa mereka, masyarakat yang ada diwilayah ini meninggalkan kampung dan hidup didaerah hutan secara berkelompok-kelompok.
kemudian setelah melewati beberapa pergolakan dan akhirnya pada sekitar tahun 1961 situasi keamanan di daerah ini mulai kondusif, maka masyarakat mulai kembali menata kehidupan di daerah ini dan pada akhir  tahun 1962 terbentuklah Pemerintahan  Desa yang disebut dengan Pemerintahan gaya baru (SOB) di Desa Lumbewe dan yang menjadi Kepala Desa Lumbewe pada saat itu adalah saudara “ELIUS TEREKE”. Dengan Ibukota Kecamatan Wotu.
Pada tahun 1967
Setelah memasuki Pemerintahan dalam Sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka terjadilah pembentukan nama desa “Jalajja” yang bersumber dari kata “Salassa” dan wilayahya meliputi wilayah Lumbewe dan dilakukan pemilihan kepala Desa untuk pertama kalinya sedangkan yang menjadi Calon Kepala desa adalah :
  1. Andi Mappasabbi;
  2. Amir Mahmud;
  3. Mundi, dan
  4. Yudas
Dan yang terpilih pada saat itu sebagai Kepala Desa adalah : “Andi Mappasabbi”
Periode Tahun 1993
Pada tahun 1993 dimekarkanlah Desa Lumbewe dari desa Jalajja dengan Surat Keputusan Bupati Luwu, Nomor 360/IV/1993 yang ditandatangani Bupati Luwu “MD.DJAMPU” dengan status “Desa Persiapan” dan yang menjadi Kepala Desa adalah saudara” H.Baso Opo To Cinde” dan saudara Ibrahim sebagai Sekretaris Desa dengan wilayah yang dbagi mejadi 3 dusun yaitu:
  1. Dusun Bambalu yang dikepalai oleh saudara “Hamu”
  2. Dusun Lumbewe dikepalai oleh saudara “Daniel Tariapa”, kemudian setelah beliau meninggal pada tahun 2004 digantikan oleh Bapak “Sudu Tadalangingi” dan setelah beliau meninggal pada tahun 2010 lalu digantikan oleh “Ekeng Launja”
  3. Dusun Paobali dikepalai oleh saudara “Andi Parenringi”, kemudian setelah beliau meninggal pada tahun 2005 digantikan oleh saudara “Karappe”
Periode Tahun 1997    
Desa Persiapan Lumbewe menjadi Desa Defenitif dan dan ditunjuk Saudara H. Baso Opu To Cinde sebagai Pelaksana tugas Kepala Desa.
Tahun 2001,
Dilakukan Pemilihan Kepala Desa untuk pertama kalinya di Desa Lumbewe dan saudara H. Baso Opu To Cinde terpilih sebagai Kepala Desa dengan masa jabatan 8 tahun (2001-2009)
Tahun 2009        
Dilakukan Pemilihan Kepala Desa untuk Ke Dua kalinya di Desa Lumbewe dan saudara “Nahris” terpilih sebagai Kepala Desa untuk priode masa jabatan 6 tahun (2009-2015)
Tahun 2013        
Oleh karena pada Pemilihan Umum Legislatif pada tanggal 9 April 2014 saudara “Nahris” mendaftarkan diri sebagai calon Anggota Legislatif pada Partai Golkar, sehingga pada tanggal 12 Desember 2013 dilakukan pemilihan Kepala desa dan terpilih sdr “HM. Bintang Aras, S.AN” sebagai Kepala Desa untuk periode 2014 – 2019
Keadaan Umum pemerintah Desa
  1. Batas Wilayah
–  Sebelah Barat Berbatasan Dengan Desa Jalajja
–  Sebelah Timur Berbatasan Dengan Desa Burau.
–  Sebelah Selatan Berbatasan dengan Desa Burau Pantai
–  Sebelah Utara Berbatasan dengan Desa Batu Putih.
Luas Wilayah Desa Lumbewe 17.55 Km2, yang terdiri areal   persawaan, perkebunan, dan sisimya adalah wilayah pemukiman penduduk.
  1. Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk Penduduk Desa Lumbewe terdiri atas 639 KK dengan jumlah penduduk 2.923 Jiwa
Mata Pencaharian
Penduduk Desa Lumbewe sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai Petani, Wirausaha, Karyawan, ada juga yang bekerja sebagai pegawai Negeri Sipil, berikut perbandingan persentase jenis mata pencaharian penduduk Desa Lumbewe :     Petani (94,5%), Wirausaha(1,3%), Pegawai Negeri Sipil (1,7%) dan Karyawan (2,5%)
Visi dan Misi Desa Lumbewe
Sesuai dengan kaidah perundang-undangan bahwa RKP Desa harus selaras dengan RPJM Desa, maka RKP Desa Lumbewe Tahun 2017 disusun dengan memperhatikan Visi dan Misi Desa Lumbewe yang tertuang dalam RPJM Desa Lumbewe Tahun 2017, sebagai dasar dalam pelaksanaan pembangunan Desa Lumbewe, yaitu :
“LUMBEWE YANG MAJU, AMAN, DAN BERKEMBANG DALAM BINGKAI KERAGAMAN”
Visi-Misi Desa Lumbewe di samping merupakan visi-misi Kepala Desa terpilih, juga diintegrasikan dengan keinginan bersama masyarakat desa, dimana proses penyusunannya dilakukan secara partisipatif mulai dari tingkat dusun sampai di tingkat desa dalam arti bahwa dalam melaksanakan pembangunan di desa baik pembangunan fisik Maupun non fisik sudah tertuang di dalam Visi dan Misi ini.
Penulis : Mustamin

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Profil Desa Lumbewe, Terbentuk Dari Rentetan Sejarah Yang Panjang"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel