-->

 



 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

Badan POM Gelar Refleksi Kinerja 2019 dan Outlook 2020




Jakarta,Sulawesibersatu.com- menutup penghujung tahun 2019, Badan POM menggelar Refleksi Kinerja 2019 dan Outlook 2020 di Jakarta, (19/12). Berbagai upaya terobosan telah dilakukan untuk mengawal obat dan makanan aman dan mendorong dayasaing produk Indonesia.

Badan POM terus melakukan deregulasi perizinan obat dan makanan. "Kita lakukan deregulasi dan simplifikasi perizinan, memotong beberapa tahap yang tidak perlu, dan penggunaan digitalisasi untuk memangkas waktu perizinan," ucap Kepala Badan POM RI, Penny Lukito.

Hasilnya terbukti jumlah obat terdaftar meningkat yakni 14758 (2016), 15147 (2017), 15316 (2018), dan 15519 (2019). Begitupun perizinan obat tradisional, suplemen kesehatan, dan kosmetik, serta pangan olahan.

Badan POM juga memberikan pendampingan hilirisasi riset. Selama 2014-2019 terdapat 40 industri farmasi baru, yang terdiri dari 23 industri farmasi lokal dan 17 industri farmasi asing. Begitu juga pertumbuhan industri obat tradisional 2016-2019 sejumlah 3 industri BUMN, investasi 129 industri obat tradisional dalam negeri, dan 672 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Riset obat dan bahan baku obat juga dilakukan terhadap 15 riset dengan produk riset yaitu produk sel punca, vaksin, produk darah, dll. Terdapat juga 18 riset obat herbal yakni antihipertensi, antidiabetes, gangguan fungsi hati, dll. Untuk pangan terdapat 6 riset berupa bahan baku dan bahan tambahan pangan.

Digitalisasi pengawasan post market juga dilakukan dengan patroli siber untuk mendeteksi peredaran obat dan makanan ilegal online. Serta penerapan 2D Barcode pada kemasan produk yang bisa ditelusuri legalitasnya oleh konsumen melalui aplikasi BPOM Mobile.

Menatap 2020, Badan POM akan terus memperkuat sistem pengawasan obat dan makanan. Dengan percepatan perizinan, pendampingan hilirisasi riset, edukasi masyarakat digital, pendampingan UMKM, serta pengawasan dan penindakan produk ilegal online.

Kepala Badan POM menegaskan pengawasan pre dan post market harus terhubung. Keduanya merupakan aspek pengawasan yang tidak bisa dipisahkan. "Ke depan 2020 kita akan terus bekerja keras membangun Indonesia unggul dan maju," tutupnya.(Red) 


Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Badan POM Gelar Refleksi Kinerja 2019 dan Outlook 2020"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel