-->

"Mafia Solar Dikondisikan!" Terungkap! Skandal Penimbunan Solar 1000 Liter per Hari di Pontianak, Disetor ke Oknum, Disimpan di Samping Polsek, Dijual ke Mana?




Pontianak Kalbar, Sulawesibersatu.com – Sebuah skema kejahatan terorganisir terbongkar di jantung Kalimantan Barat. Solar subsidi yang seharusnya dinikmati rakyat kecil, justru disedot secara brutal oleh mafia BBM yang mengangkut hingga 1000 liter per hari menggunakan mobil pick-up yang disulap jadi mobil box. Dan lebih menggemparkan: penyalahgunaan ini diduga dibekingi oleh aparat hukum!


Ketua Lembaga Investigasi Negara (LIN) Kubu Raya, Nurjali, S.Pd.I, menjadi saksi mata terbukanya praktik haram ini. Di lokasi, mobil modifikasi tertangkap basah saat mengisi solar menggunakan jerigen besar. Tapi bukan itu yang membuat publik terhenyak. Pelaku di tempat kejadian, yang mengaku sebagai wakil pemilik, Jonson Sidabalok, justru membuka semua nama. "Kami udah atur semuanya. Ada Kasat Reskrim, Kanit Reskrim Polres Kubu Raya, juga anggota Polresta Pontianak namanya Erik. Kami kasih uang bulanan. Jadi aman lah," ungkapnya santai, tanpa rasa bersalah. Ia juga menyebut nama sang bos besar di balik permainan ini yaitu "Bos Budi Botak."


Seolah menampar logika hukum, tempat penampungan solar ilegal ini berada hanya beberapa meter dari Polsek Jeruju. Gudang NKP digunakan sebagai markas untuk menyimpan solar hasil "sedotan jerigen" dari SPBU. Dari sana, solar dipindahkan ke tangki dan dikirim entah ke mana. "Kami cuma pekerja. Soal dijual ke mana, itu urusan bos," tambah Jonson sambil merokok tenang di depan jerigen-jerigen solar.


Skandal ini menyeret SPBU Nomor 63.781.01 beralamat di Jalan Muh. Yamin Kota Baru Ujung, Pontianak Kota yang diduga kuat sebagai pemasok tetap solar subsidi kepada jaringan mafia ini. Nurjali mengecam keras keterlibatan SPBU dan meminta Pertamina mencabut izinnya segera. "Kalau ini dibiarkan, negara kalah oleh mafia! Kami minta SPBU itu disanksi. Jangan ada kompromi!" tegas Nurjali.


Kenapa mobil modifikasi bisa lolos setiap hari tanpa dicegat? Bagaimana mungkin gudang ilegal berdiri tenang di samping Polsek? Siapa sebenarnya Budi Botak dan siapa yang membackupnya? Dan, benarkah aparat yang harusnya menindak justru menikmati "uang bulanan"? Skandal ini tak boleh berakhir di meja berita. Rakyat berhak tahu, dan hukum wajib bicara. Nurjali dan tim LIN Kubu Raya telah membuka pintu rahasia kelam di balik bisnis solar subsidi. Kini giliran yakni Kapolri, Pertamina, Kejaksaan serta Media nasional.


Skema ini bukan hanya soal solar. Ini tentang nyawa sistem. Ini tentang bagaimana uang bisa membungkam hukum. Ini tentang apa kita masih punya negara, atau sudah dijual ke mafia? Lembaga Investigasi Negara (LIN) Kubu Raya telah menyalakan api perlawanan. Jangan biarkan api ini padam. (TIM)

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to ""Mafia Solar Dikondisikan!" Terungkap! Skandal Penimbunan Solar 1000 Liter per Hari di Pontianak, Disetor ke Oknum, Disimpan di Samping Polsek, Dijual ke Mana?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel