-->

“Uang Kami Hilang, Kepercayaan Kami Dikhianati!", Skandal Agen BRI di Tanakeke: 40 Warga Jadi Korban, Ratusan Juta Raib Tanpa Jejak




Takalar Sulsel, Sulawesibersatu.com — Di pulau kecil yang tenang, tempat nelayan menggantungkan hidup dari laut dan petani menggali harapan dari tanah, kini terdengar jeritan yang tak biasa. Bukan karena gelombang tinggi, bukan karena gagal panen. Melainkan karena kepercayaan mereka dirampas dalam diam.


Seorang pria bernama Daeng Ngemba, agen resmi BRI yang selama ini dihormati, dipercaya, bahkan dianggap keluarga oleh warga Desa Rewataya, kini diduga menjadi otak dari sebuah penggelapan keuangan terbesar di Tanakeke. Awalnya, semua terlihat baik-baik saja. Warga, sekitar 40 kepala keluarga, tiap bulan menyetor cicilan pinjaman ke tangan Daeng Ngemba. Tak ada kecurigaan, hanya keyakinan.


Tapi segalanya berubah ketika tim dari Unit BRI Pattallasang datang membawa kabar mengejutkan, “Ibu, Bapak, Anda belum bayar cicilan 6 bulan.” Sontak wajah warga pucat. Mereka yang merasa taat malah dituduh mangkir. “Kami bayar tiap bulan, ada kwitansi, ada bukti transfer. Tapi kok dianggap belum lunas?” kata seorang ibu, sambil menggenggam bukti setor yang kini tak berarti.


Setelah didesak warga, Daeng Ngemba mengakui semuanya. Dengan suara rendah, ia berkata bahwa dana warga tak pernah masuk ke sistem BRI. Uang itu ia gunakan untuk kepentingan pribadi. Seketika langit Rewataya seakan runtuh. “Ini bukan cuma soal uang. Ini soal kepercayaan yang dihancurkan!” teriak salah satu warga, matanya merah menahan emosi.


Yang lebih menyakitkan, meski sudah membayar, BRI tetap mencatat para korban sebagai nasabah bermasalah. Artinya, mereka tetap ditagih, mereka bisa kena denda dan mereka bisa kehilangan akses kredit di masa depan. Padahal... mereka tak bersalah.


Nama-nama korban terus bermunculan diantaranya, Awing Daeng Nana, Daeng Latif, Tuang Masa, Pasara Daeng Ngawing, Mantang Daeng Bau, Mamma’ Daeng Se’re… Warga bahkan menyebut. “Hampir semua satu kampung lewat dia.” Puluhan juta, bahkan mungkin ratusan juta rupiah raib tanpa jejak.


Usai pengakuan itu, Daeng Ngemba tak bisa lagi dihubungi. Nomor WhatsApp-nya nonaktif. Rumahnya sepi.

Ia hilang... meninggalkan jejak luka dan kehilangan. Sementara itu, pihak BRI hingga kini belum memberi penjelasan publik. Warga mulai gerah. “Kami minta BRI jangan cuci tangan. Dia agen resmi. Kami tidak salah. Kami ditipu!”. Kini warga bangkit. Mereka membawa yakni kwitansi asli, bukti transfer, screenshot percakapan, kesaksian lengkap serta laporan hukum sedang disiapkan. OJK, kepolisian, dan BRI diminta segera bertindak. 


Desa Rewataya bukan pusat kota. Tapi mereka punya hak yang sama yaitu hak atas keadilan, hak atas uang mereka, dan hak untuk tidak dianggap bersalah. Ini bukan lagi kasus kecil. Ini simbol dari masalah besar yakni kurangnya pengawasan agen perbankan, lemahnya perlindungan nasabah kecil dan hilangnya nilai kemanusiaan dalam sistem keuangan.


Dengarlah jeritan warga yang dulu memanggilmu saudara. “Kami tak ingin balas dendam. Kami hanya ingin keadilan. Dan uang kami kembali.” Redaksi akan terus mengikuti kasus ini. Bagi Anda yang memiliki informasi atau mengalami kasus serupa, silakan hubungi kami. Suara Anda mungkin menyelamatkan banyak nyawa lainnya. (TIM)

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to " “Uang Kami Hilang, Kepercayaan Kami Dikhianati!", Skandal Agen BRI di Tanakeke: 40 Warga Jadi Korban, Ratusan Juta Raib Tanpa Jejak"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel