Skandal #TendaBergoyang di Beautiful Malino 2025: Wisata Sejuk Berubah Jadi Zona Bebas Moral?
Gowa Sulsel, Sulawesibersatu.com — Dingin udaranya, panas skandalnya! Festival tahunan Beautiful Malino 2025 yang seharusnya jadi pesta keindahan alam dan budaya kini berubah jadi panggung maksiat terbuka. Fenomena viral bertajuk #TendaBergoyang membongkar sisi kelam di balik kemegahan festival wisata unggulan Kabupaten Gowa.
Alih-alih menjadi tempat relaksasi, tenda-tenda penginapan justru disebut-sebut menjadi sarang pesta liar, miras, hingga praktik prostitusi online. Sejumlah video yang beredar di media sosial menunjukkan tenda bergoyang hebat di malam hari, disertai suara musik dan tawa tak wajar dari dalam. Warganet geger. Warga sekitar muak. “Ini bukan wisata, ini pesta dosa. Tenda-tenda itu goyang kayak joget malam, suaranya bikin kami tidak bisa tidur,” ujar salah satu warga, yang tinggal tak jauh dari lokasi festival.
Pukulan telak datang dari LSM Gema Rakyat Bersatu (GRB). Mereka merilis temuan mengejutkan setelah menyisir akun-akun media sosial yang secara terang-terangan menawarkan jasa seks kepada pengunjung. “Kami temukan puluhan akun yang beroperasi selama acara. Ada yang buka harga, ada yang kirim lokasi tenda,” ungkap Ketua GRB, Risdianto, kepada media.
LSM ini juga menyebut adanya indikasi keterlibatan oknum penyedia jasa akomodasi yang membiarkan praktik-praktik itu berlangsung. Kemarahan warga pun tak terbendung. Festival yang dulu disambut meriah, kini dianggap mencoreng moral dan budaya lokal. Beberapa tokoh masyarakat bahkan mendesak agar festival tahun depan dihentikan sementara sampai ada jaminan keamanan moral. “Kalau dibiarkan, ini bukan lagi Beautiful Malino, tapi Malino yang memalukan,” tegas seorang tokoh adat setempat.
Hingga hari Minggu (13/7), pihak penyelenggara masih menutup mulut. Tak ada konferensi pers. Tak ada klarifikasi. Sementara aparat keamanan belum terlihat melakukan penyisiran atau penyelidikan terhadap dugaan pelanggaran hukum di area tenda. Padahal, video dan foto yang beredar sudah cukup menjadi alarm keras bahwa ada yang sangat salah di balik gemerlap festival ini.
Dengan viralnya tagar #TendaBergoyang, citra pariwisata Gowa terancam hancur. Festival yang awalnya dirancang untuk menarik wisatawan domestik dan mancanegara justru berubah jadi lelucon moral publik. Akankah Beautiful Malino tetap jadi kebanggaan Sulawesi Selatan, atau malah jadi contoh buruk dari pariwisata tanpa batas? (TIM)
0 Response to "Skandal #TendaBergoyang di Beautiful Malino 2025: Wisata Sejuk Berubah Jadi Zona Bebas Moral?"
Posting Komentar