Affan Tewas Dilindas Rantis Brimob: Nyawa Anak Bangsa Melayang di Tengah Suara Rakyat yang Dibelenggu
Jakarta, Sulawesibersatu.com — Suara rakyat menggema di jalanan Jakarta. Tapi malam itu, bukan hanya suara yang dibungkam satu nyawa melayang. Affan Kurniawan, 20 tahun, driver ojek online, tewas mengenaskan setelah ditabrak dan dilindas mobil taktis Brimob di tengah demonstrasi damai menuntut pembubaran DPR. Ia bukan orator, bukan provokator. Ia hanya seorang pekerja yang sedang melintasi jalan hidupnya. Tapi takdirnya berakhir di bawah roda kekuasaan yang seharusnya melindungi.
Insiden ini terjadi di kawasan Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Saksi mata menyebut kendaraan Rantis Brimob melaju dalam kejaran membubarkan massa. Affan, yang berada di lokasi, menjadi korban. Dilarikan ke RSCM, nyawa Affan tak tertolong. Malam itu juga, puluhan rekan driver ojol bergerak. Mereka datangi Markas Brimob Kwitang tempat para pelaku berlindung. Emosi tak bisa dibendung. Ketidakadilan telah memantik amarah. Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PKB, Abdullah, angkat suara lantang. “Anggota polisi yang menabrak dan melindas almarhum Affan harus bertanggung jawab. Penegakan hukum tidak boleh diselimuti kabut. Keadilan untuk Affan adalah ujian bagi institusi Polri,” tegasnya.
Ia mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo segera bertindak tegas. Bukan hanya dengan permintaan maaf, tapi dengan tindakan nyata: tangkap, proses, dan adili pelaku. Abdullah juga mengingatkan: aksi protes adalah hak warga negara yang dijamin konstitusi. Bukan musuh negara. Polisi bukan alat penindas, tapi pelayan masyarakat. “Pengamanan harus humanis. Kekerasan hanya memperlebar jurang antara rakyat dan aparat. Ini bukan negara otoriter!”
Namun ia juga menyerukan agar massa tetap menjaga ketertiban dan tidak merusak fasilitas umum. Kebebasan menyampaikan pendapat harus tetap dijalankan secara bertanggung jawab. Di tengah sorotan kamera dan jerit keluarga yang kehilangan, satu fakta tak bisa dibantah yaitu Affan telah pergi. Bukan karena sakit. Bukan karena kecelakaan biasa. Tapi karena pengabaian karena kegagalan negara melindungi warganya sendiri. “Kami sampaikan duka cita yang dalam. Semoga keluarga Affan diberikan ketabahan,” ucap Abdullah.
Kini Publik Bertanya yakni apakah hukum akan tajam ke atas atau lagi-lagi tumpul saat seragam mulai bicara? Apakah aparat yang menabrak Affan akan dihukum, atau justru dilindungi? Serta apakah nyawa Affan akan menjadi pengingat, atau hanya angka statistik dalam daftar pelanggaran HAM? Satu nyawa telah hilang. Tapi jangan biarkan keadilan ikut dikubur. (AN/ZA)
0 Response to "Affan Tewas Dilindas Rantis Brimob: Nyawa Anak Bangsa Melayang di Tengah Suara Rakyat yang Dibelenggu"
Posting Komentar