-->

Kadus Siwa Diteror Oknum BNN: Mobil Diberondong Peluru, Kepala Dibotak, Dipaksa Bayar Rp10 Juta!


Sidrap Sulsel, Sulawesibersatu.com – Malam mencekam menyelimuti Desa Lainungan, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Dentuman senjata memecah sunyi. Sebuah Mitsubishi Xpander hitam berlubang delapan peluru diberondong oleh petugas Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulsel.


Namun yang terjadi setelahnya jauh lebih mengerikan dari sekadar hujan timah panas. Seorang Kepala Dusun (Kadus) asal Siwa, Kabupaten Wajo, bernama Makmur Ibrahim, mendadak menjadi korban intimidasi dan kriminalisasi. Mobil yang diberondong peluru itu ternyata milik Hasdar, warga Sidrap. Mobil disewa Makmur, lalu sempat dipinjam dua pria berinisial HR dan RF yang disebut petugas BNN sedang diincar karena akan menerima 94 butir ekstasi dari seseorang berinisial AO.


Tanpa pikir panjang, mobil itu dihujani peluru. Begitu fajar tiba, Makmur dan Hasdar datang menjemput kendaraan yang porak-poranda. Namun justru, bencana baru dimulai. “Saat kami di Posko Resmob Polres Sidrap, tiba-tiba BNN datang dan menangkap saya. Tidak ada surat penangkapan, tidak ada alasan jelas,” tutur Makmur dengan suara bergetar.


Ia dibawa ke kantor BNNP Sulsel di Makassar. Enam hari lamanya ia dikurung di sel, tanpa surat penahanan, tanpa kuasa hukum pilihan sendiri. Kepalanya digundul. Tidur di lantai bersama tahanan narkoba. “Saya disuruh pakai pengacara yang mereka tunjuk, harus bayar Rp10 juta. Kalau tidak, katanya saya bisa dijerat Pasal 114 ayat 2,” ungkapnya lirih.


Ironisnya, korban justru dipaksa menandatangani surat pernyataan damai, berisi kesediaan memperbaiki mobil yang hancur akibat peluru petugas BNN sendiri. “Kalau saya tolak, mereka ancam jadikan saya tersangka. Jadi saya tanda tangan. Setelah itu baru saya dilepas,” ujar Makmur.


Mobil korban belum juga diperbaiki hingga kini. Lubang-lubang peluru masih menganga saksi bisu dari malam brutal yang menelan harga diri seorang aparat desa. Kasi Intel BNNP Sulsel, Agung F.S, membantah keras semua tudingan. “Saya jamin personel BNN tidak menerima sepeser pun. Tidak ada urusan dengan uang Rp10 juta itu,” ujarnya.


Terkait pembotakan kepala Makmur, Agung berdalih, “Itu atas persetujuan yang bersangkutan dan bagian dari disiplin internal BNN.” Namun ketika ditanya soal ancaman dan pemaksaan tanda tangan, Agung memilih berlindung di balik kalimat singkat. “Saya tidak tahu soal itu.”


Kini Makmur Ibrahim hanya ingin satu hal keadilan. Ia bukan pengedar, bukan kriminal. Ia hanya seorang kepala dusun yang menyewakan mobil, lalu menjadi korban dari kekuasaan bersenjata yang lupa pada hukum dan hati nurani. “BNN menembak, saya yang disuruh ganti rugi. Apa saya ini bukan manusia?” katanya menahan air mata.


Lubang-lubang peluru di bodi Xpander itu kini bukan sekadar kerusakan. Ia menjadi simbol tentang betapa mudahnya rakyat kecil dijadikan kambing hitam oleh aparat bersenjata. (TIM)

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Kadus Siwa Diteror Oknum BNN: Mobil Diberondong Peluru, Kepala Dibotak, Dipaksa Bayar Rp10 Juta!"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel