-->

 



 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

James Wehantou : Pelaksanaan Autopsi Diduga Kuat Banyak Kejanggalan Dan Menimbulkan Tanda Tanya

 


Makassar Sulsel, Sulawesibersatu.com-Pelaksanakan proses Autopsi terhadap Jenazah Virendy di lokasi Pekuburan Pannara yang terletak di Jalan Antang Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) dilakukan oleh Tim Dokter Forensik Dokter Polisi Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Dokpol Biddokes) Polda Sulsel bersama Inafis Polres Maros pada Kamis (26/1/2023).


Dalam pelaksanaan Autopsi kemarin diduga kuat banyak terdapat hal-hal yang menimbulkan tanda tanya bagi Keluarga Korban karena sehari sebelum pelaksanaan Autopsi tersebut, Kasat Reskrim Polres Maros mendatangi Keluarga Korban di rumahnya yang beralamat di Telkomas  Makassar untuk membicarakan pelaksanaan Autopsi yang ditetapkan jadwalnya pada Kamis (26/1/2023) kemarin sekira pukul 09.00 pagi hingga selesai. Saat itu pihak Keluargapun menanyakan, apakah Keluarga bisa ikut menyaksikan pelaksanaan Autopsi atau bagaimana? Dan dijawab, nanti hanya ada 1 dari anggota Keluarga yang boleh menyaksikan langsung jalannya pelaksanaan Autopsi maka disepakatilah Ny. Femmy Lotulung, ibunya Almarhum yang akan ikut menyaksikan pelaksanaan Autopsi itu.


Tapi saat hari pelaksanaan Autopsi, ibu Almarhum tidak diizinkan masuk menyaksikan jalannya Autopsi itu dan kemudian dijanjikan nanti setelah Tim Dokter selesai Autopsi barulah Keluarga boleh masuk untuk menggantikan/mengenakan baju/kemeja baru ke Jenazah Almarhum. 

Begitupun dengan Kaur Forensik Subbid Dokpol Biddiokkes Polda Sulsel, dr. Ria yang didampingi Dokter Spesialis Forensik, dr. Denny, Sp.F bersama dengan timnya dari Teknisi Forensik Biddokes Polda Sulsel juga menyampaikan bahwa kalau ada anggota Keluarga yang berlatar belakang Tenaga Medis, apakah Dokter atau Perawat maka boleh masuk untuk ikut menyaksikan langsung jalannya Atopsi, "ujarnya.


Setelah ibu Almarhum tidak diperkenankan masuk ke dalam tenda tempat pelaksanaan Autopsi maka datanglah Kanit Tipidum Polres Maros menyampaikan ke Keluarga bahwa kalau ada anggota keluarga dari Tenaga Medis (Dokter atau Perawat) boleh masuk menyaksikan langsung pelaksanaan Autopsi, "ujarnya.


Mendapat penyampaian itu, Ayah Kandung Korban langsung menelpon Kakak Kandungnya yaitu Dokter Johanna Wehantou yang kemudian datang ke lokasi Autopsi akan tetapi anehnya lagi karena Kasat Reskrim, IPTU Slamet sempat menghalangi dan tidak ingin mengizinkannya masuk sebab katanya ingin berkoordinasi dulu dengan Tim Dokter Forensik yang ada di dalam tenda tertutup. 


Setelah Kasat masuk kembali ke tenda tertutup dia tak keluar-keluar lagi hingga Dokter Johanna langsung nyelonong masuk tapi dicegat oleh seorang wanita dari anggota Tim Forensik yang selanjutnya masuk memanggil Kasat Reskrim maka barulah Kasat Reskrim keluar dari tenda Autopsi serta langsung menggiringnya ke tempat Keluarga berdiri hingga terjadilah perdebatan dan bersitegang karena Kasat Reskrim terkesan alergi tidak menghendaki Dokter dari pihak Keluarga masuk untuk menyaksikan pelaksanaan Autopsi yang menyebabkan kejadian ini mengundang perhatian banyak orang.


Begitu pihak Keluarga dan Dokter berkeras bahwa dirinya hanya ingin masuk untuk menyaksikan jalannya Autopsi itu supaya diketahui serta menjadi privasi buat keluarga, barulah Kasat Reskrim membawanya ke dalam tenda tempat Autopsi berlangsung, Itupun tidak terlalu lama serta tidak mengikutinya sampai selesai. 


Sesudah Tim Dokter Forensik melaksanakan Autopsi dan meninggalkan tenda tempat Autopsi maka Keluarga diminta bersiap-siap untuk masuk ke tempat Autopsi guna mengganti dan mengenakan pakaian baru ke Jenazah Almarhum dan yang masuk diharuskan menggunakan kaos tangan, mengenakan masker dan beberapa petunjuk lainnya.


Setelah bersiap diri untuk masuk pihak Keluarga masih disuruh menunggu begitu ada komando dari Kasat Reskrim dengan beberapa Petugas Inafis Polres Maros akhirnya Keluarga disuruh masuk dan yang sangat mengherankan serta membuat Keluarga terkejut karena mayat Korban sudah rapih mengenakan pakaian baru. Padahal sejak awal sudah disampaikan bahwa Keluarga yang akan menggantikan/mengenakan pakaian baru ke tubuh Almarhum karena pakaian lama sudah kotor serta rusak akibat digunting. 


Timbul tanda tanya, apakah pihak Penyidik Polres Maros tidak menginginkan kalau Keluarga melihat/mengetahui bagian-bagian tubuh Almarhum yang dibedah oleh Tim Dokter Forensik? Kecurigaan keluarga semakin menguat ketika disampaikan bahwa hasil Autopsi mayat di tenda di lokasi Pekuburan ini selanjutnya akan dibawa ke Laboratorium Unhas. Pertanyaannya kan yang melakukan Autopsi adalah Tim Dokter Forensik Dokpol Biddokes Polda Sulsel tapi kenapa untuk pemeriksaan selanjutnya harus dibawa ke Laboratorium Unhas? Keluarga jelas jadi trauma mengingat Faktanya sejak kematian Virendy tidak ada seorangpun yang mau bertanggung jawab dari pihak Unhas dan terkesan lepas tangan serta terindikasi berupaya keras membungkam Kasus ini agar bisa lepas dari Jeratan Hukum guna menjaga nama baik Unhas.


Sewaktu hal ini ditanyakan oleh Viranda, Kakak Almarhum via WhatsApp (WA) ke Kanit Tipidum, kenapa harus dibawa ke Laboratorium Unhas? Kenapa tidak dibawa ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara atau Laboratorium Forensik milik Polri? Apakah RS Polri atau RS Bhayangkara tidak punya Laboratorium Forensik? Kemudian dijawab dengan dijawab Kanit lagi dengan alasan bahwa Laboratorium Unhas lebih lengkap peralatannya dan dia juga akan menanyakan kembali ke pihak Biddokes Polda Sulsel. Setelah itu kemudian Kanit memberikan jawaban lagi via WA ke Viranda bahwa dari keterangan Kasat Reskrim hasil Autopsi di lokasi kuburan bukan dibawa ke Laboratorium Unhas tetapi akan dibawa ke sebuah Laboratorium Swasta berlokasi di bilangan ruko di Jalan Gunung Bulusaraung sebab Dokter di Laboratorium tersebut adalah Alumni Unhas. 


Begitu pihak Keluarga menelusuri Laboratorium itu ternyata hanya berpredikat bintang 3 maka semakin

Jelaslah kejanggalan-kejanggalan tersebut dengan adanya upaya pihak Unhas dengan berkolaborasi kesejumlah pihak untuk berusaha keras bagaimana menutupi, membungkam Kasus ini dan melindungi oknum-oknum pihak Mapala FT Unhas dari Jeratan Hukum. (Tim)

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "James Wehantou : Pelaksanaan Autopsi Diduga Kuat Banyak Kejanggalan Dan Menimbulkan Tanda Tanya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel