Sindikat Joki UTBK-SNBT Dibongkar! Mahasiswi Berprestasi Jadi Otak Aksi Curang di Unhas

Makassar, Sulawesibersatu.com – Dunia pendidikan kembali tercoreng. Polrestabes Makassar membongkar sindikat joki ujian UTBK-SNBT 2025 yang beroperasi di Universitas Hasanuddin (Unhas). Enam orang tersangka diamankan, salah satunya mahasiswi berprestasi yang pernah menjuarai Olimpiade Matematika!

CAF, mahasiswi Fakultas Kedokteran Unhas, diduga berperan sebagai joki ujian sekaligus mengendalikan aplikasi remote untuk membobol soal dari dalam ruang ujian. Aksi curang ini terungkap setelah Wakil Dekan III Pascasarjana Hukum Unhas, Prof. Amir Ilyas, melaporkan aktivitas komputer yang mencurigakan.

Aksi Joki Canggih Berbasis Teknologi

Tak main-main, para tersangka membangun sistem perjokian dengan teknologi canggih. Salah satu pelaku memasang aplikasi remote access di komputer peserta ujian. Soal ujian kemudian di screenshot dan dikirim ke pihak luar untuk dijawab. Semua dijalankan dengan rapi hingga akhirnya satu per satu jejak digital mereka terendus.

CAF tertangkap tangan saat menggantikan peserta ujian pada 30 April 2025. Sementara pelaku lain seperti MY dan IT berperan di balik layar sebagai admin server dan penyedia aplikasi. Para pelaku disebut dijanjikan bayaran fantastis: Rp200 juta, jika peserta lolos ke Fakultas Kedokteran.

Sanksi Tegas dan Ancaman Penjara

Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol. Arya Perdana, menyatakan keenam tersangka dijerat Pasal 30 dan 32 UU ITE serta Pasal 55 dan 56 KUHP, dengan ancaman hukuman maksimal 9 tahun penjara. Polisi juga menyita 12 ponsel, flash disk rekaman CCTV, dan akun media sosial palsu sebagai barang bukti.

Unhas menegaskan tidak akan mentolerir pelanggaran ini. “Kami pastikan peserta yang menggunakan joki otomatis digugurkan, dan oknum internal yang terlibat akan diberi sanksi berat,” tegas Prof. Amir.

Ancaman Lebih Luas, CPNS Juga Jadi Target?

Pihak kepolisian kini menyelidiki kemungkinan jaringan ini beroperasi dalam seleksi lainnya seperti CPNS. "Kami tidak menutup kemungkinan skema ini digunakan di tempat lain," ujar Arya.

Skandal ini menjadi peringatan keras bahwa integritas dalam dunia pendidikan tidak bisa ditawar. Ujian tak hanya soal kecerdasan tapi juga kejujuran. (IDG)

Share this post