Heboh! Wartawan Kalbar Ditawari "Amplop" untuk Hapus Berita Kritis, Nama Gubernur Dicatut
Pontianak,Kalbar_ Sulawesibersatu.com — Dunia jurnalistik Kalimantan Barat diguncang kabar tak sedap. Sejumlah wartawan dari media online lokal mengaku menerima telepon misterius dari seseorang yang mengaku sebagai bagian dari tim sukses gubernur terpilih Kalbar. Bukan untuk wawancara atau peliputan, tapi... menawarkan amplop berisi uang dan bingkisan!
Yang lebih mengejutkan, tawaran itu disertai ajakan untuk bertemu langsung dengan “Bapak Gubernur” di Pendopo, Jalan Ahmad Yani, Kota Pontianak. Lokasi yang biasanya digunakan untuk kegiatan resmi pemerintahan kini diduga dijadikan kedok untuk upaya membungkam kritik terhadap lingkar kekuasaan.
“Kami diarahkan untuk datang ke pendopo. Dibilang, ‘sudah ditunggu oleh Bapak Gubernur langsung’. Tapi dari gaya bicaranya, kami curiga. Terlalu dipaksakan dan janggal,” ungkap seorang redaktur media lokal, yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Meski akhirnya tidak ada wartawan yang datang dan pertemuan tak terjadi, dugaan pencatutan nama gubernur dan penggunaan simbol negara ini menjadi alarm serius. Banyak pihak khawatir, ini adalah upaya sistematis untuk menekan independensi pers di tahun politik yang penuh manuver.
Kasus ini mencuat tak lama setelah beredar foto-foto pertemuan sejumlah tokoh nasional di Kalbar, seperti Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, staf kepresidenan, Rafi Ahmad serta Arief Rinaldy, ST, putra gubernur terpilih. Publik pun ramai berspekulasi soal kemungkinan lobi politik hingga isu hukum yang membayangi lingkaran kekuasaan.
Para pemimpin redaksi menilai tindakan oknum ini sangat membahayakan karena menyalahgunakan simbol resmi negara dan mencederai nama baik gubernur. “Kalau ini benar hanya modus oknum, maka sangat berbahaya. Tapi kalau ada kelengahan komunikasi dari dalam, maka harus ada klarifikasi resmi,” ujar seorang jurnalis investigatif senior di Pontianak.
Pernyataan keras juga datang dari kalangan wartawan, “Pendopo bukan tempat barter. Pers tidak tunduk pada tekanan!” Seruan ini menjadi penegasan bahwa ruang demokrasi tak boleh digadaikan demi kepentingan sesaat.
Kini, sorotan publik tertuju pada sikap gubernur terpilih. Klarifikasi resmi dibutuhkan untuk mengakhiri spekulasi dan memastikan Pendopo tetap menjadi simbol pelayanan publik, bukan transaksi bayangan. (TIM)
0 Response to "Heboh! Wartawan Kalbar Ditawari "Amplop" untuk Hapus Berita Kritis, Nama Gubernur Dicatut"
Posting Komentar