Nama Dicatut dalam Skandal RSUD Majene, Edi Warsan Siap Tempuh Jalur Hukum
Majene Sulbar, Sulawesi bersatu.com – Sebuah pemberitaan mengejutkan menyebut adanya dugaan mark-up dalam pengadaan alat antrian online mandiri di RSUD Majene. Tak tanggung-tanggung, nama Edi Warsan, Kepala Bidang Perencanaan RSUD, ikut disebut. Namun siapa sangka, pria yang dituding itu justru tak pernah memegang satu pun keputusan pengadaan.
Kini Edi Warsan angkat bicara. Tak hanya membantah, ia mengungkap fakta mengejutkan di balik polemik yang menyeret namanya dengan mengatakan bahwa pengadaan ini merupakan tuntutan BPJS kesehatan dan kebutuhan RSUD majene dalam era transformasi digital. "Saya hanya menyusun anggaran, bukan memilih vendor, bukan menentukan harga! Tapi tiba-tiba nama saya ada di berita, seolah saya pelaku. Ini fitnah," tegasnya penuh kecewa.
Menurut Edi, proyek alat antrian online tersebut masih dalam tahap perakitan, belum ada pembayaran, dan belum ditetapkan harga finalnya. Ia menjelaskan, proses pemesanan dilakukan oleh Plt. Kasubbag Kepegawaian, Fadli, atas arahan langsung dari Direktur RSUD sebelumnya. "Saya tidak pernah tahu siapa penyedia alatnya, bagaimana spesifikasinya. Itu bukan wewenang saya! Tapi nama saya dilempar ke publik begitu saja," tambahnya.
Tak hanya kecewa, Edi juga marah. Ia menyayangkan tindakan media yang telah memublikasikan berita tanpa klarifikasi apa pun kepadanya. Baginya, ini bukan sekadar salah paham, ini pencemaran nama baik. "Saya akan tempuh jalur hukum. Ini menyangkut reputasi, integritas, dan tanggung jawab saya sebagai ASN. Saya tidak akan biarkan publik disesatkan," tegasnya.
RSUD Majene pun akhirnya buka suara. Dalam pernyataan resmi, pihak rumah sakit menyatakan komitmennya untuk menjalankan seluruh proses pengadaan dengan transparansi dan akuntabilitas. Setiap tahapan pengadaan akan terdokumentasi dengan baik dan terbuka sesuai aturan yang berlaku. (ABI)
0 Response to "Nama Dicatut dalam Skandal RSUD Majene, Edi Warsan Siap Tempuh Jalur Hukum"
Posting Komentar