-->

Rp24 Miliar Dana PDAM Menguap? Jejak Uang Hilang dan Drama Sunyi di Balik Keran Kota Makassar




Makassar, Sulawesibersatu.com — Di balik gemericik air yang mengalir dari ribuan keran di Kota Makassar, sebuah angka membuncah dalam senyap: Rp24 miliar. Dana cadangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Makassar ini diduga hilang arah. Tak jelas prosedurnya, tak transparan penempatannya. Kini, angka itu menyeret nama-nama besar ke meja kejaksaan.


Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan (Kejati Sulsel) menyebut dana itu ada. Tapi Beni Iskandar, mantan Direktur Utama PDAM, bilang cuma Rp14 miliar. Selisih Rp10 miliar. Uang cukup untuk membangun belasan sekolah dasar. Atau, kalau mau sarkastik, cukup untuk “menghilang” diam-diam tanpa jejak jika tahu caranya.


Kejati sudah memanggil puluhan orang. Beberapa diam, beberapa bingung, dan sisanya... hati-hati bermain kata. Mereka berasal dari jajaran internal PDAM, perwakilan bank, hingga lingkaran pemerintahan kota. “Sudah banyak kami mintai klarifikasi. Tapi belum kami sebut jumlah pastinya,” ujar Soetarmi, Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejati Sulsel, Senin (16/6).


Masih tahap penyelidikan, belum masuk penyidikan. Belum ada ahli yang dilibatkan. Tapi langkah-langkah Kejati ini seperti gema pelan sebelum badai yakni mengumpulkan pecahan sebelum menata teka-teki yang lebih besar.


Yang pertama dipanggil yaitu Moh Ramdhan “Danny” Pomanto, mantan Wali Kota Makassar. Di PDAM, ia menjabat sebagai Kuasa Pemilik Modal (KPM), sosok yang seharusnya tahu, mengizinkan, dan mengawasi. “Sudah saya beri keterangan. Kita bantu agar semuanya clear,” ucapnya diplomatis. Berikutnya, Beni Iskandar, eks Dirut PDAM. Ia tak banyak bicara, tapi cukup menohok: “Dananya cuma Rp14 miliar,” katanya. Tapi tanpa dokumen yang kuat, semua itu bisa jadi hanya klaim sepihak.


Sebuah laporan dari Kantor Akuntan Publik (KAP) independen menyebut jika secara umum, keuangan PDAM efisien. Tapi penempatan dana cadangan, di luar prosedur, tanpa restu Dewas dan KPM menjadi catatan merah. Sebuah catatan kecil, tapi bisa jadi awal dari ledakan besar. Apakah ini praktik yang berlangsung lama? Apakah ada yang menikmati hasilnya secara diam-diam?


Rp24 miliar bukan sekadar angka. Ini soal kepercayaan publik. Soal bagaimana uang rakyat diperlakukan ketika tak ada yang mengawasi. Dan sekarang, satu pertanyaan menggantung yaitu Kalau air tak pernah bohong, bagaimana dengan yang mengelolanya?


Kejati Sulsel sedang menyusun potongan-potongan puzzle. Dan publik bersiap menyaksikan akhir dari drama ini, apakah akan menjadi kasus korupsi baru, atau hanya angin lalu dalam birokrasi yang sudah terlalu sering sunyi. (TIM)

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Rp24 Miliar Dana PDAM Menguap? Jejak Uang Hilang dan Drama Sunyi di Balik Keran Kota Makassar"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel