Tangis, Tawa, dan Harapan: 13 Anak Desa Bontokassi Jalani “Khitanan Ceria” Sambut Tahun Baru Islam
Takalar Sulsel, Sulawesibersatu.com — Teriakan kecil terdengar dari dalam ruang khitan, namun tak berselang lama berganti dengan tawa ringan dan pelukan hangat sang ibu. Sabtu hari ini, 28 Juni 2025 menjadi hari yang tak terlupakan bagi 13 anak di Desa Bontokassi Kecamatan Galesong Selatan. Dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah, Pemerintah Desa Bontokassi menggelar kegiatan bertajuk “Khitanan Ceria”, sebuah acara yang lebih dari sekadar tindakan medis. Ini adalah ritual suci, perayaan budaya, dan momentum cinta dalam satu paket utuh.
Sejak pagi, halaman Kantor Desa Bontokassi berubah menjadi lautan senyum dan semangat. Anak-anak datang dengan mengenakan baju terbaik mereka, beberapa tampak malu-malu, sebagian lagi antusias menanti giliran. Di sisi lain, para orang tua tak henti menyemangati, mendoakan, dan mengabadikan momen penting ini.
“Khitan bukan hanya kewajiban agama atau tindakan medis, tapi bagian penting dalam perjalanan seorang anak menuju kedewasaan. Ini adalah momen sakral yang mengajarkan keberanian, kebersihan, dan nilai spiritual,” ujar Kepala Desa Bontokassi, Muh. Aksin Suarso, dalam sambutannya.
Ia menegaskan bahwa khitan dalam Islam bukan hanya sunnah muakkadah, tapi juga penuh manfaat kesehatan, mencegah infeksi, menjaga kebersihan alat kelamin, dan mengurangi risiko penyakit serius. Namun lebih dari itu, ini adalah bentuk kasih sayang orang tua terhadap anak-anak mereka.
Kegiatan ini tak lepas dari dukungan penuh Panitia Hari Besar Islam (PHBI), Inisiatif Zakat Indonesia (IZI), dan tim profesional dari Khitan Nusantara Cabang Takalar. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa gotong royong adalah kekuatan desa, dan kesehatan anak-anak adalah investasi untuk masa depan.
Masyarakat pun antusias. Warga berbondong-bondong datang menyaksikan, memberi semangat, dan berbagi makanan ringan dalam suasana penuh kekeluargaan. Suara doa dan tawa anak-anak bercampur menjadi satu harmoni yang menyentuh hati. “Anak saya bilang, ‘Bu, saya sekarang sudah jadi lelaki sejati.’ Saya terharu. Ini bukan hanya soal fisik, tapi tentang rasa bangga dan tanggung jawab,” ucap salah satu ibu peserta dengan mata berkaca-kaca.
Kegiatan ini adalah wujud nyata dari visi Pemerintah Desa Bontokassi yaitu mewujudkan masyarakat yang sejahtera, beriman, dan berdaya saing. Melalui program sosial dan keagamaan seperti ini, desa tidak hanya mengurus administrasi, tapi juga ikut membentuk karakter, menjaga warisan budaya, dan menanamkan nilai-nilai luhur sejak dini.
Bagi anak-anak itu, hari ini adalah awal dari langkah besar. Mereka telah melewati satu tahap penting dalam hidupnya. Dan bagi Desa Bontokassi, ini adalah bukti bahwa dengan kebersamaan, cinta, dan semangat keagamaan, desa bisa menjadi tempat tumbuh yang indah bagi generasi masa depan. (Rene Wijaya)
0 Response to "Tangis, Tawa, dan Harapan: 13 Anak Desa Bontokassi Jalani “Khitanan Ceria” Sambut Tahun Baru Islam"
Posting Komentar