-->

Kilau Bilah Pusaka Sambut HUT ke-80 RI di Takalar. Warisan Leluhur Bugis-Makassar Bangkit di Tangan Generasi Muda




Takalar Sulsel, Sulawesibersatu.com — Deretan bilah pusaka berkilau di bawah cahaya Baruga Panrannuangku, seolah membisikkan kisah-kisah lama dari masa silam. Denting sejarah, aroma besi tua, dan semangat kebudayaan berpadu dalam sebuah perhelatan yang membangkitkan kembali warisan leluhur Pameran Bilah Pusaka.


Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, komunitas Lipang Bajeng Takalar menghadirkan pameran budaya yang menggugah hati. Tak sekadar memamerkan benda antik, acara ini membuka ruang bagi generasi muda untuk menyentuh akar budaya mereka yang telah lama tertanam.


Dibuka langsung oleh Bupati Takalar, Firdaus Daeng Manye, pameran ini mencuri perhatian banyak pihak. Dengan penuh antusias, ia menyampaikan rasa bangganya melihat semangat masyarakat dalam menjaga warisan budaya. “Sore ini saya membuka Pameran Bilah Pusaka. Dari acara ini saya menyadari, begitu banyak komunitas yang masih menjaga warisan leluhur kita dengan penuh cinta. Ini bukan hanya budaya, ini identitas,” ujarnya tegas.


Lebih dari 50 keris, badik, dan bilah pusaka Bugis-Makassar dipajang dengan penuh wibawa. Setiap bilah tak hanya tajam secara fisik, tetapi menyimpan filosofi, keberanian, hingga doa-doa orang terdahulu. “Generasi muda harus tahu bahwa bilah pusaka ini adalah lambang kehormatan, kebijaksanaan, dan kekuatan. Kita tak boleh kehilangan jati diri,” tambahnya.


Pameran ini makin berkesan saat Lembaga Munta Bassi Tau Gowa (MBTG) yang dipimpin oleh Muh. Yasir Daeng Tojeng alias Bang Jack, menyerahkan batu Munta Bassi, atau yang lebih dikenal sebagai batu barakka, kepada para pejabat tinggi dan tokoh budaya sebagai bentuk penghormatan dan simbol persaudaraan. “Batu ini bukan hanya batu. Ini adalah berkah, doa, dan kekuatan yang diwariskan para leluhur kami. Kami bangga bisa membagikannya dalam momentum besar ini,” ujar Bang Jack penuh haru.


Batu barakka, dipercaya sebagai benda sakral yang dulu digunakan para pejuang dan pemuka adat sebagai pelindung dalam peperangan, kini kembali menjadi simbol kebangkitan budaya di tanah Sulawesi Selatan.


Pameran ini tidak hanya menjadi nostalgia bagi para tetua adat, tetapi juga menjadi pintu masuk baru bagi kaum muda untuk mengenal pusaka bukan sebagai benda mati, melainkan sebagai roh budaya yang harus dijaga, dihormati, dan diwariskan.


Semangat yang lahir dari pameran ini adalah pesan kuat yakni kita boleh maju, tapi jangan lupa dari mana kita berasal. Di tengah modernisasi, pusaka tetap relevan sebagai pengingat akan nilai, keberanian, dan martabat.


Pameran Bilah Pusaka Takalar bukan hanya peristiwa budaya, tapi panggilan jiwa bahwa di balik sebilah besi, ada darah perjuangan, cinta, dan harapan untuk generasi mendatang. (F_DM)

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Kilau Bilah Pusaka Sambut HUT ke-80 RI di Takalar. Warisan Leluhur Bugis-Makassar Bangkit di Tangan Generasi Muda"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel