-->

"Sandeq Menari di Laut Majene", Ribuan Mata Terpaku Saat Etape Ketiga Sandeq Silumba 2025 Resmi Dilepas




Majene Sulbar, Sulawesibersatu.com — Pagi itu, Minggu, 24 Agustus 2025, laut Majene seperti punya nyawa. Angin berhembus lembut, langit cerah, dan riuh sorak warga menyatu dalam satu irama yaitu Sandeq Silumba 2025 kembali menggetarkan Sulawesi Barat! Dari Pantai Banua Sendana, puluhan perahu Sandeq, ramping, cepat, dan penuh simbol kebanggaan berjajar di bibir laut, siap melaju dalam Etape ke-3 menuju Pantai Deking Malunda. Bukan sekadar lomba layar, ini adalah pertarungan harga diri, perayaan budaya, dan panggung kebanggaan bahari Sulawesi Barat.


Dan di tengah kerumunan ribuan penonton, satu suara memecah keramaian. Ketua Komisi I DPRD Provinsi Sulawesi Barat, Syamsul Samad, SIP, M.Si, berdiri tegak, mengangkat bendera tanda start lalu menurunkannya dengan semangat. Dalam hitungan detik, 28 perahu dari Group A meluncur membelah laut, disusul 27 perahu dari Group B. “Ini bukan sekadar perlombaan, ini adalah warisan nenek moyang kita. Kita tidak hanya berlayar, kita merawat sejarah dan mengarungi masa depan budaya kita,” seru Syamsul Samad dalam sambutannya yang memancing tepuk tangan panjang dari warga.


Sandeq bukan perahu biasa. Ia adalah simbol kecerdasan pelaut Mandar yang telah mengarungi Samudera Nusantara jauh sebelum peta modern dibuat. Dibuat dari kayu pilihan, digerakkan oleh layar dan keberanian, dan kali ini, diawaki oleh 8 putra terbaik Sulbar di setiap perahu mereka datang bukan hanya membawa nama kampung, tapi membawa roh leluhur. Para peserta adalah pelaut sejati, muda-mudi yang ditempa oleh ombak sejak kecil. Mereka mengerti arah angin, membaca gerakan awan, dan paham kapan harus melaju, kapan harus bertahan.


Di sepanjang garis pantai, warga tumpah ruah. Dari anak-anak hingga lansia, semua berkumpul menyaksikan momen langka ini. Ada yang menangis haru, ada yang bersorak lantang, ada yang hanya diam tapi dengan mata berkaca-kaca, menyaksikan budaya mereka tetap hidup dan berkembang. Penjual jagung rebus, pedagang mainan, hingga musisi jalanan memeriahkan suasana. Ini bukan sekadar lomba, ini adalah festival jiwa pesisir.


Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, lewat komitmen para wakil rakyat seperti Syamsul Samad, terus mendorong agar Sandeq Silumba menjadi ikon wisata bahari berkelas dunia. Bukan hanya dengan anggaran, tetapi dengan promosi dan pendidikan budaya untuk generasi muda. “Kami ingin Sandeq dikenal dunia. Tapi lebih dari itu, kami ingin anak-anak Sulbar mencintai lautnya, menghormati budayanya, dan percaya diri pada identitasnya,” ujar Syamsul Samad di sela-sela wawancara.


Dari Pantai Banua Sendana hingga Pantai Deking Malunda, Etape ke-3 ini menyajikan tantangan angin dan ombak yang tak mudah. Tapi setiap perahu melaju dengan kehormatan membawa harapan keluarga, desa, sejarah di balik layar yang terkembang dan ketika Sandeq-sandeq itu mengecil di kejauhan, suara ombak tetap mengabarkan satu hal yakni Sulawesi Barat belum selesai bercerita. Tradisinya masih berlayar. Budayanya masih hidup serta semangat baharinya tidak akan pernah padam.


Dari Majene untuk Indonesia, dari laut ke hati kita semua, Sandeq Silumba bukan hanya milik Sulawesi Barat. Ia adalah milik seluruh bangsa yang ingin melihat budaya tetap menjadi nyawa kemajuan. (Ahmad)

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to " "Sandeq Menari di Laut Majene", Ribuan Mata Terpaku Saat Etape Ketiga Sandeq Silumba 2025 Resmi Dilepas"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel