-->

Pamboang Festival 2025 Tutup Layar dengan Gemilang, 46 Hari Pesta Rakyat dari Hati untuk Negeri




Majene Sulbar, Sulawesibersatu.com — Di bawah langit malam yang bertabur bintang, Sabtu, 20 September 2025, Kecamatan Pamboang mengukir sejarah baru. Denting doa, nyanyian budaya, dan sorak sorai masyarakat menyatu dalam satu harmoni yaitu penutupan Pamboang Festival 2025, sebuah pesta rakyat kolosal yang berlangsung selama 46 hari tanpa henti terpanjang dan paling semarak dalam sejarah Kabupaten Majene.


Tak sekadar festival. Ini adalah simbol kebangkitan budaya, persatuan masyarakat, dan semangat membangun dari desa untuk Indonesia. Langit Pamboang malam itu bukan sekadar gelap. Ia menjadi saksi bagaimana sebuah kecamatan kecil di pesisir barat Sulawesi mengguncang panggung budaya dengan acara penutupan penuh haru dan kemegahan.


Malam Syukuran dan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H menjadi puncak spiritualitas dan kebersamaan. Lantunan ayat suci Al-Qur’an membuka acara dengan getar jiwa, sebelum berlanjut ke doa bersama yang membungkus malam dengan kekhidmatan. Ribuan orang hadir dari pejabat tinggi hingga rakyat kecil, semua duduk sejajar dalam semangat yang sama yaitu rasa syukur dan cinta terhadap tanah kelahiran.


Wakil Bupati Majene, Dr. Hj. Andi Ritamariani, M.Pd, hadir langsung memberikan sambutan penuh inspirasi. “Pamboang Festival bukan hanya perayaan, ini adalah pernyataan yakni bahwa dengan kerja keras dan semangat gotong royong, kita bisa membuat sesuatu yang luar biasa dari kampung kita sendiri.” Ia juga menyoroti dampak ekonomi yang luar biasa. UMKM menggeliat, seniman lokal bersinar, dan masyarakat bergembira. “Saya tidak hanya melihat acara, saya melihat harapan yang tumbuh,” tegasnya.


Ketua Panitia, Yasin Jamil, S.Sos, tak kuasa menyembunyikan haru. Di tengah keterbatasan usia dan sumber daya, ia membuktikan bahwa ketulusan dan kerja kolektif masyarakat bisa mengalahkan segalanya. “Saya sempat ragu. Tapi Pamboang ini punya sesuatu yang luar biasa rasa cinta terhadap daerah sendiri. Itulah yang membuat festival ini bisa berjalan 46 hari tanpa lelah.”


Festival ini mencakup segalanya yakni lomba-lomba olahraga dari tradisional hingga modern, pentas seni, peringatan HUT RI ke-80, pameran UMKM, hingga penampilan spektakuler dari anak-anak muda Pamboang. Dalam tausiyah Maulid, masyarakat diajak untuk meneladani akhlak Rasulullah SAW, mencintai Allah, Rasul, dan Indonesia. Sebuah pesan yang menggugah yaitu bahwa menjadi religius tidak terpisah dari menjadi warga negara yang baik.


Camat Pamboang, Muh. Akbar Tambaru, S.Sos, menyampaikan pesan yang menyentuh hati. “Ini bukan kerja panitia semata. Ini adalah kerja seluruh hati masyarakat Pamboang. Dari petani, guru, pemuda, perempuan, hingga tokoh adat semua bersatu dan ini adalah kekuatan kita.” Malam ditutup dengan penampilan seni yang memukau, penyerahan penghargaan kepada pembina Paskibraka, serta harapan yang membuncah untuk masa depan Pamboang.


Wakil Bupati menutup acara secara resmi, sekaligus memberi harapan besar yakni Pamboang Festival akan menjadi agenda tahunan, tak hanya untuk Kabupaten Majene, tapi juga Provinsi Sulawesi Barat. “Kita akan dorong ini jadi event pariwisata unggulan. Tahun depan, Pamboang akan bersinar lebih terang lagi!” Pamboang Festival 2025 telah usai. Tapi semangatnya baru dimulai. Dari desa kecil yang penuh cinta, lahirlah mimpi besar untuk Indonesia. (Ahmad)

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Pamboang Festival 2025 Tutup Layar dengan Gemilang, 46 Hari Pesta Rakyat dari Hati untuk Negeri"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel