Pelat RI Hilang dari Senayan: Wakil Rakyat Bersembunyi di Balik Pelat Sipil?
Jakarta, Sulawesibersatu.com — Di Senayan, ada yang terasa sunyi meski tak benar-benar sepi. Bukan karena gedung parlemen kosong, tapi karena pelat-pelat nomor RI mendadak menghilang dari halaman parkir Gedung Nusantara pada Rabu (3/9).
Biasanya, mobil-mobil berharga miliaran rupiah milik para anggota DPR berdiri mencolok dengan pelat nomor khusus bertuliskan “RI” yang menjadi simbol kuasa dan kehormatan. Tapi hari ini, yang terlihat justru pelat-pelat sipil biasa. Hitam polos. Seolah mereka bukan siapa-siapa. Ada apa dengan para wakil rakyat kita?
Fenomena ini muncul hanya berselang beberapa hari pasca unjuk rasa besar-besaran di sekitar Gedung DPR, yang berujung ricuh. Teriakan mahasiswa, gas air mata, dan pagar kawat berduri menjadi saksi bisu atas kemarahan publik terhadap keputusan-keputusan politik yang dianggap menyepelekan suara rakyat.
Kini, mereka yang menjadi sasaran kritik publik itu seperti sedang bersembunyi. “Arahan informalnya, jangan pakai pelat khusus dulu. Demi keamanan,” ujar seorang staf DPR yang tak ingin namanya ditulis. “Banyak yang takut mobilnya jadi target amarah massa.”
Langkah ini bisa dimaklumi dari sisi keamanan. Tapi di mata publik, ini menyimpan ironi yang dalam. Ketika seorang wakil rakyat lebih memilih menyamar jadi rakyat biasa, bukankah itu bukti bahwa keistimewaannya sedang dipertanyakan? Takut Atau Tahu Diri?
Pengamat politik Universitas Paramadina, Rendra Malik, menyebut fenomena ini sebagai sinyal bahwa para anggota dewan mulai merasa tidak nyaman dengan simbol kekuasaannya sendiri. “Ini bukan hanya soal pelat nomor. Ini simbol dari krisis legitimasi. Mereka tahu, pelat RI hari ini bukan lagi simbol kehormatan, tapi bisa jadi simbol kemarahan rakyat,” ujarnya.
Di media sosial, publik tak tinggal diam. Warganet membanjiri linimasa dengan komentar satir dan tajam yaitu, “Kalau wakil rakyat menyamar jadi rakyat, terus siapa yang mewakili kita?” “Baru tahu, pelat nomor pun bisa jadi tameng politik.” “RI = Rakyat Imitasi?”
Lebih dari sekadar pelat nomor, ini adalah potret retaknya hubungan antara rakyat dan wakilnya. Pelat RI yang dulu dibanggakan, kini menjadi beban. Keistimewaan yang dulu dipamerkan, kini disembunyikan.
DPR boleh ganti pelat tapi mereka tak bisa mengganti identitas. Dan rakyat, seperti biasa, tetap mengingat siapa yang memutuskan, siapa yang diam, serta siapa yang pura-pura tidak tahu.
Sementara mereka menyamar, rakyat menatap. Sambil bertanya dalam hati yakni kapan mereka kembali jadi wakil rakyat, bukan sekadar pemilik kursi? (AN/ZA)
0 Response to "Pelat RI Hilang dari Senayan: Wakil Rakyat Bersembunyi di Balik Pelat Sipil?"
Posting Komentar