Dunia Pers Terkoyak! Jurnalis Targetoperasi.id Diintimidasi Saat Konfirmasi Terkait Solar Ilegal, Ketua Dewan Pers Nusantara Meledak: “Ini Kejahatan Terhadap Kebenaran!”

Jakarta, Sulawesibersatu.com — Aroma busuk ketakutan tercium dari tanah Kalimantan Barat. Di tengah panasnya penyelidikan kasus solar ilegal delapan ton, seorang jurnalis bernama Nurjali, Pemimpin Redaksi Targetoperasi.id sekaligus Ketua DPC Lembaga Investigasi Negara (LIN) Kubu Raya, menjadi korban intimidasi keji saat menjalankan tugasnya membongkar praktik haram di lapangan.

Insiden itu seketika mengguncang dunia pers. Dari Jakarta, Ketua Umum Dewan Pers Nusantara sekaligus Wakil Ketua Umum LIN Jakarta Pusat, Agus Gunawan, SH, MH, meledak dalam kemarahan. Ia menyebut tindakan itu sebagai “pembunuhan terhadap kebenaran” dan “tamparan keras bagi kebebasan pers di Indonesia.” “Ini bukan sekadar intimidasi ini kejahatan terhadap kebenaran! Seorang jurnalis sedang menegakkan amanat profesi, tapi justru diteror seperti kriminal. Tindakan ini biadab!” bentak Agus Gunawan dengan nada bergetar menahan marah.

Agus menegaskan, insiden ini bukan sekadar ancaman terhadap individu, melainkan serangan frontal terhadap roh demokrasi. Menurutnya, mereka yang berani mengintimidasi wartawan hanya takut satu hal yakni kebenaran yang siap menelanjangi kepentingan gelap di balik tumpukan drum solar ilegal.

Namun kemarahan Agus tak berhenti di situ. Ia juga menuding adanya pemberitaan liar dan manipulatif yang beredar di sejumlah media, mencatut nama Lembaga Investigasi Negara (LIN) tanpa konfirmasi resmi. Agus menyebut praktik itu sebagai bentuk “pembusukan moral pers” yang harus segera dibersihkan. “Kami muak melihat media abal-abal yang menulis berita tanpa konfirmasi! Nama organisasi kami diseret seenaknya. Ini pelecehan, dan kami akan kejar siapa pun yang bermain di baliknya!” ujarnya dengan nada tegas pada Kamis (23/10).

Agus mendesak Kapolda Kalimantan Barat, Irjen Pol. Pipit Rismanto, SIK, MH, untuk segera membentuk tim khusus guna membongkar dalang intimidasi dan hoaks yang beredar. Baginya, membiarkan hal ini berarti menggantung nasib kebebasan pers di ujung tanduk. “Jangan biarkan jurnalis menjadi korban di negeri sendiri! Jika kebenaran bisa diintimidasi, maka bangsa ini sedang menuju kegelapan,” tegasnya lagi.

Agus menegaskan, Dewan Pers Nusantara dan LIN berdiri tegak membela jurnalis sejati yang bekerja berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Ia menutup pernyataannya dengan pesan keras yang menggema. “Kami tidak takut. Pena tidak akan patah hanya karena ancaman. Kebenaran akan tetap hidup sekalipun harus menembus gelapnya intimidasi.” Ketika suara jurnalis dibungkam, bangsa kehilangan cermin dan ketika kebenaran diintimidasi, maka yang lahir bukan lagi berita melainkan perlawanan. (TIM)

Share this post