Fitnah Paling Keji! Pimpinan Media Diteriak Perampok! "Saya Jurnalis, Bukan Penjahat! Kenapa Saya Diperlakukan Seperti Binatang?!"
Kubu Raya Kalbar, Sulawesibersatu.com – Darah mendidih! Nurjali, Pemimpin Redaksi Media Targetoperasi.id sekaligus Ketua DPC Lembaga Investigasi Negara (LIN) Kabupaten Kubu Raya, menjadi korban fitnah paling brutal sepanjang karier jurnalistiknya. Bayangkan, seorang pemimpin media, yang datang baik-baik untuk menjalankan tugas jurnalistik, justru diteror, diserang, dijatuhkan, lalu diframing ke publik sebagai perampok!
Ini bukan lagi kecelakaan informasi, ini pembantaian karakter yang disengaja. Ini pembunuhan reputasi secara sistematis. Ini sadis. Pada hari kejadian, Nurjali bersama timnya hanya menjalankan fungsi kontrol sosial, menyelidiki informasi adanya dugaan penyalahgunaan BBM bersubsidi. Mereka datang dengan sopan. Mereka minta izin. Mereka berbicara dengan sopir secara terbuka. Mereka tidak menyentuh barang bukti apa pun. Tidak ada paksaan. Tidak ada ancaman. Tidak ada perampasan. Namun apa yang terjadi?
Tak lama kemudian, datang seorang pria liar dari arah mobil. Tanpa kata, langsung mengamuk, berteriak, dan mengejar Nurjali seperti binatang buruan di tengah jalan umum! Dia terpeleset, jatuh ke aspal, terseret, dan hampir dihantam massa, sebelum rekan-rekan media melerai. “Saya datang sebagai jurnalis. Tapi saya nyaris dipukul seperti kriminal. Saya dijatuhkan tanpa ampun. Lalu mereka bilang saya perampok? Ini kejam!” ujar Nurjali.
Tanpa konfirmasi. Tanpa wawancara. Tanpa cek silang. Beberapa media online menerbitkan berita keji dengan judul tak manusiawi yakni "Diduga Ingin Merampok Mobil Pengangkut Minyak Nelayan Sui Kupah." Mereka menyebut inisial. Bahkan menyebut jabatan organisasi. Ini bukan lagi berita ini senjata pembunuh karakter. "Apa dasar mereka menulis saya merampok? Mana bukti? Mana logika? Kalau mau bunuh nama saya, katakan langsung jangan bersembunyi di balik media!"
Pengacara Aring Nawawi, SH, mengecam keras media-media yang memuat berita sepihak tanpa konfirmasi. “Ini pencemaran nama baik. Ini fitnah terbuka. Bisa dipidana! Jurnalis punya hak jawab. Media tidak boleh jadi alat pembantaian reputasi orang lain.”
Adapun yang diminta oleh Nurjali yaitu Ralat segera dari semua media yang menyebarkan berita fitnah, Permintaan maaf terbuka di halaman utama media, Bila tidak dilakukan, proses hukum akan berjalan dan bila perlu, laporan ke Dewan Pers dan aparat penegak hukum akan disampaikan dalam waktu dekat. Jika ini dibiarkan, maka semua Jurnalis dalam bahaya! Hari ini Nurjali. Besok bisa siapa saja.
Jika wartawan saat menjalankan tugas bisa difitnah sebagai penjahat, maka demokrasi telah dikoyak. Maka media bukan lagi penjaga kebenaran, tapi algojo yang mengeksekusi kebenaran itu sendiri. "Saya tidak akan tunduk pada fitnah. Saya tidak akan diam. Kalau perlu, saya akan lawan ini sampai ke pengadilan. Demi kehormatan profesi saya!" tegas Nurjali.
Jika Anda menyebut diri “pers”, maka hormati etika jurnalistik. Jangan menulis pakai amarah dan pesanan. Jangan menjual nama baik orang demi klik dan trafik. Kami bukan penjahat. Kami jurnalis dan kami akan lawan jika profesi ini diinjak-injak! Stop fitnah! Stop pemberitaan sesat! Jangan bunuh kebenaran dengan tinta pembohongan publik! (TIM)

0 Response to "Fitnah Paling Keji! Pimpinan Media Diteriak Perampok! "Saya Jurnalis, Bukan Penjahat! Kenapa Saya Diperlakukan Seperti Binatang?!""
Posting Komentar