KPK Bidik Proyek Kereta Cepat Whoosh: Nama Luhut di Ujung Garis Api
Jakarta, Sulawesibersatu.com — Awan hitam kembali menggantung di atas proyek kebanggaan negeri yakni Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh). Proyek yang digadang-gadang sebagai simbol kemajuan teknologi Indonesia itu kini diselimuti aroma busuk dugaan korupsi raksasa, dengan nilai yang diduga membengkak hingga tiga kali lipat dari standar internasional.
Pusat perhatian kini mengarah pada Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Komite Kereta Cepat, setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mulai mengendus adanya permainan anggaran di balik proyek triliunan rupiah ini. “Pihak-pihak yang dimintai keterangan siapa saja, materinya apa, memang belum bisa kami sampaikan secara rinci. Kasus ini masih tahap penyelidikan, dan fokus kami menelusuri dugaan korupsi dalam proyek Whoosh,” ujar Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo di Jakarta, Selasa (28/10).
Ledakan isu bermula dua pekan lalu. Mahfud MD, mantan Menkopolhukam yang dikenal berani membuka borok kekuasaan, menebar pertanyaan tajam lewat kanal YouTube Mahfud MD Official. Dalam video berdurasi belasan menit itu, Mahfud mengungkap angka yang membuat publik tercengang. “Biaya pembangunan kereta cepat per kilometer di Indonesia mencapai 52 juta dolar AS. Di China hanya 17 sampai 18 juta dolar. Naik tiga kali lipat. Siapa yang menaikkan? Uangnya ke mana?” Video itu meledak di media sosial. Seruan agar KPK turun tangan menggelegar dan hanya dua hari berselang, lembaga antirasuah itu resmi meminta Mahfud melapor serta memberikan data pendukung.
KPK memastikan bahwa penyelidikan kasus ini sudah dimulai sejak awal 2025. Artinya, api penyelidikan sebenarnya telah lama menyala hanya saja baru kini terlihat kobarannya. Sumber internal yang enggan disebutkan namanya menyebut, fokus penyelidikan mengarah pada dugaan mark up dan permainan kontrak antara pihak pelaksana proyek dan sejumlah pejabat pengambil keputusan. Namun, nama-nama besar yang disebut publik termasuk Luhut Binsar Pandjaitan masih belum secara resmi dipanggil. “Kita tunggu saja. KPK tak akan gentar memanggil siapa pun jika ditemukan bukti yang cukup,” kata Budi Prasetyo menegaskan.
Kereta cepat Whoosh yang dibuka dengan gegap gempita kini seolah berlari di atas rel yang retak. Biaya proyek yang awalnya ditaksir sekitar US$6 miliar kini membengkak menjadi lebih dari US$9 miliar. Pertanyaannya yaitu siapa yang menikmati selisih miliaran dolar itu? Publik kini menuntut transparansi. Mahfud pun menegaskan siap dipanggil kapan saja oleh KPK untuk menyerahkan semua data yang ia miliki. “Jangan ada yang disembunyikan. Ini uang rakyat,” katanya tegas.
Penyelidikan baru saja dimulai, tapi pertarungan politik dan hukum di balik proyek Whoosh dipastikan tak akan berjalan pelan. KPK kini berada di persimpangan antara keberanian membongkar permainan elite, atau terjebak di rel kekuasaan yang licin dan di tengah semua itu, publik menunggu satu hal yakni siapa yang pertama kali akan dipanggil serta siapa yang akan terbakar di jalur cepat ini. (AN/ZA)

0 Response to "KPK Bidik Proyek Kereta Cepat Whoosh: Nama Luhut di Ujung Garis Api"
Posting Komentar