Tragedi di Sungai Sapana: Mahasiswi Unhas Terseret Arus, Pencarian Diperluas
Maros Sulsel, Sulawesibersatu.com – Hari kedua pencarian Marsanda (20), mahasiswi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin yang hilang terseret arus di Sungai Sapana, Desa Bonto Matinggi, Kecamatan Tompobulu, Maros, kembali dilanjutkan Selasa pagi (13/5).
Sebanyak 20 personel gabungan dari BPBD Maros, Basarnas, dan relawan SAR diterjunkan sejak pukul 07.00 WITA. Mereka dibagi dalam tiga regu untuk menyisir aliran dan tepian sungai yang penuh bebatuan tajam dan licin.
“Kami menyusuri area hingga satu kilometer dari lokasi korban terakhir terlihat. Kami juga mewaspadai bebatuan besar yang bisa saja menjadi tempat korban tersangkut,” ungkap Kepala BPBD Maros, Towadeng, yang sebelumnya menjabat Kepala Dinas Kopumdag Maros.
Medan pencarian tidak mudah. Banyaknya batu besar dan derasnya arus membuat proses evakuasi harus dilakukan ekstra hati-hati.
Liburan Berujung Petaka
Marsanda, warga Sudiang, Kota Makassar, datang ke lokasi wisata alam Sungai Sapana bersama empat temannya, Senin sore (12/5). Tempat ini belakangan memang ramai dikunjungi setelah viral di media sosial.
Namun kegembiraan berubah jadi tragedi saat hujan di hulu memicu air bah yang datang tiba-tiba. Saat itu, Marsanda sedang bermain di sungai. Teman-temannya sempat berusaha menyelamatkan, tapi licinnya bebatuan membuat upaya tersebut gagal.
“Sempat ditarik oleh temannya, tapi arus terlalu kuat. Dia hilang terbawa arus di depan mata,” ungkap Camat Tompobulu, Hardiman Bakri.
Kapolsek Tompobulu, AKP Makmur, menambahkan bahwa pencarian tidak bisa langsung dilakukan karena hari sudah gelap dan arus sungai terlalu deras. "Tim SAR baru bisa turun pagi ini, dan kami sudah menghubungi keluarga korban," jelasnya.
Hingga berita ini diturunkan, Marsanda masih belum ditemukan. Harapan besar tertuju pada upaya tim penyelamat hari ini. (*Red)
0 Response to "Tragedi di Sungai Sapana: Mahasiswi Unhas Terseret Arus, Pencarian Diperluas"
Posting Komentar