Skandal Daging Ilegal di Kubu Raya: Bisnis Gelap di Balik Ruko, Siapa Mafia Sebenarnya?
Kubu Raya Kalbar, Sulawesibersatu.com – Aroma busuk praktik ilegal tercium tajam di jantung Kabupaten Kubu Raya. Di sebuah ruko sederhana yang tak jauh dari Mapolres, diam-diam beroperasi sebuah jaringan distribusi daging beku ilegal asal Australia. Modusnya? Dikirim siang hari, terang-terangan, tanpa rasa takut. Publik terkejut tapi pihak berwenang justru bungkam.
Siapa sangka, di balik permukiman warga yang tampak biasa-biasa saja, ternyata menjadi titik distribusi daging tak bersertifikat yang bisa saja membunuh dalam diam. Pickup-pickup datang silih berganti, membawa daging beku entah dari mana, untuk dijual kembali ke pasar-pasar di Kalimantan Barat. Sintang disebut-sebut jadi salah satu tujuan utama.
Ketika awak media mencoba meminta keterangan, para sopir lebih memilih bungkam. Salah satu dari mereka mengaku hanya pekerja lapangan. “Kalau mau tahu, saya telpon dulu. Bosnya rumahnya dekat sini,” ujarnya sambil menurunkan daging dari mobil. Tak lama, muncullah seorang pria berinisial I.
Tapi penjelasannya justru makin misterius. “Saya cuma pengurus. Bos besar bukan saya. Ada lagi di atas saya,” kata I datar. Siapa “orang di atas” itu? Tidak ada yang tahu dan tidak ada yang mau menyebut nama. Sebuah jaringan? Mafia? Kartel daging ilegal? Pertanyaannya terus menggantung.
Lebih mengerikan lagi, daging yang beredar ini tidak memiliki sertifikasi dari otoritas kesehatan. Produk seperti ini rawan terkontaminasi Salmonella, E. coli, dan bakteri patogen lainnya. Konsumsi daging tersebut dapat menyebabkan keracunan, diare parah, infeksi usus, hingga kematian.
“Ini bukan sekadar pelanggaran administratif, ini ancaman kesehatan serius! Kita tidak tahu cara penyimpanan, asal, apalagi kualitasnya,” ujar seorang aktivis LSM Kubu Raya.
Tak hanya mengancam kesehatan, peredaran daging ilegal ini juga menikam peternak lokal dari belakang. Harga daging jatuh, produksi lokal kalah bersaing, dan ribuan peternak kecil terpaksa menanggung kerugian demi keuntungan segelintir orang yang bermain kotor.
Forum Wartawan dan LSM Kubu Raya pun geram. Mereka menuding instansi terkait seperti Bea Cukai, Karantina, Disperindag, hingga APH telah gagal menjalankan tugasnya.
“Ini bukan barang baru. Sudah lama dibiarkan. Semua tahu, tapi tak ada yang berani bergerak. Ini rahasia umum yang menjijikkan,” tegas koordinator forum. Ia memastikan akan segera melayangkan surat terbuka kepada Bupati, DPRD, dan aparat terkait, mendesak investigasi menyeluruh dan penindakan tegas.
Pertanyaan masyarakat kini menggema yakni siapa sebenarnya "big boss" di balik bisnis daging ilegal ini? Bagaimana bisa distribusi dilakukan bebas di siang bolong, dekat Mapolres? Berapa banyak warga Kalbar sudah mengonsumsi daging tak layak ini? Dan... ada berapa banyak oknum yang ikut bermain diam-diam?
Skandal ini tak bisa dianggap angin lalu. Ini bukan hanya urusan ekonomi, tapi nyawa dan masa depan masyarakat. Daging berbahaya bisa masuk ke rumah siapa saja, ke meja makan siapa pun, tanpa kita tahu. Kubu Raya bicara. Masyarakat menunggu. Siapa yang akan bertindak lebih dulu, penegak hukum, atau justru suara rakyat? (TIM)
0 Response to "Skandal Daging Ilegal di Kubu Raya: Bisnis Gelap di Balik Ruko, Siapa Mafia Sebenarnya?"
Posting Komentar