-->

Bongkar Ijazah Jokowi: Tiga Peneliti Diinterogasi, Bukti Baru Guncang Keaslian Dokumen Negara?




Jakarta, Sulawesibersatu.com – Drama ijazah Presiden Jokowi belum selesai. Kini, babak terbaru menggebrak publik yaitu tiga orang peneliti dijadikan terlapor dan diperiksa polisi. Salah satunya, Rismon Hasiholan Sianipar, seorang ahli digital forensik yang dikenal tajam dan tak kompromi. Rismon datang ke Polda Metro Jaya bukan untuk menyerah tapi untuk melawan. “Kami datang bukan untuk membela diri. Kami datang untuk menunjukkan bahwa kesimpulan Bareskrim soal ijazah asli, bisa kami patahkan secara ilmiah,” tegas Rismon dengan sorot mata tajam.


Bersama dua jurnalis investigasi, Mikhael Sinaga dan Nurdian Noviansyah Susilo, Rismon menerbitkan buku berjudul Jokowi’s White Paper hasil kajian mendalam yang membedah kejanggalan dalam dokumen pendidikan Presiden. Bukan sembarang opini. Mereka mengklaim telah menggunakan analisis forensik digital, perbandingan arsip, dan uji kredibilitas institusi pendidikan. Riset yang awalnya akan dipublikasikan di jurnal internasional, justru dijadikan barang bukti dalam laporan pidana.


Sehari sebelum Rismon diperiksa, dr. Tifauzia Tyassuma alias dr. Tifa, aktivis sekaligus salah satu penulis buku, hadir lebih dulu ke Polda. Tapi yang mengejutkan bukan hanya panggilannya tapi siapa yang melapor. “Lucu. Jokowi katanya difitnah. Tapi nggak tahu siapa pelakunya. Laporan delik aduan kok tanpa nama terlapor? Ini hukum atau dagelan?” kata dr. Tifa lantang.


Lebih aneh lagi, laporan tambahan datang dari “sejumlah orang yang tak dikenal, dengan legal standing tidak jelas”. Tuduhannya berat yaitu penghasutan, penyebaran hoaks, ujaran kebencian. Padahal, ketiganya hanya melakukan riset dan menulis buku. Tidak ada ajakan membenci, tidak ada provokasi. Hanya pertanyaan-pertanyaan kritis terhadap dokumen publik milik seorang pejabat negara. “Kalau sekarang meneliti pejabat bisa dipenjara, artinya kita semua sedang dalam bahaya. Negara ini sedang kehilangan akal sehat,” ujar salah satu pengacara dari tim Roy Suryo Cs, Ahmad Khozinudin.


Mantan Menpora dan pakar telematika Roy Suryo ikut hadir di lokasi. Meski tidak diperiksa dalam kasus ini, kehadirannya memberi sinyal bahwa perlawanan intelektual belum selesai. “Kalau buku bisa bikin takut, artinya buku itu benar-benar mengandung kebenaran,” ucap Roy Suryo sambil meninggalkan gedung pemeriksaan.


Rismon dan timnya belum membeberkan isi lengkap temuan mereka. Tapi satu hal jelas yakni mereka percaya ijazah Jokowi tidak autentik. Dan mereka siap mempertaruhkan reputasi, bahkan kebebasan, demi membuktikannya. Ketika rakyat bertanya soal keabsahan pemimpinnya, jawabannya tidak boleh dibungkam dengan laporan polisi. Ketika intelektual menyodorkan riset, jawabannya tidak boleh dibalas dengan borgol.


Pertanyaannya kini yaitu siapa yang takut pada buku? Mengapa penelitian dijadikan senjata untuk menyerang balik? Dan apakah ijazah itu benar-benar asli? Satu buku menggemparkan negeri. Tiga penulis menghadapi jerat hukum. Satu pertanyaan menggantung di udara yakni siapa yang sedang disembunyikan? Pantau terus. Karena ini belum bab terakhir. Bisa jadi, ini baru halaman pertama dari buku paling panas dalam sejarah Indonesia modern. (AN/ZA)

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Bongkar Ijazah Jokowi: Tiga Peneliti Diinterogasi, Bukti Baru Guncang Keaslian Dokumen Negara?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel