Neraka di Tanah Sendiri: Tambang Ilegal di Gowa Merusak Hidup Warga, Negara Diam
Gowa Sulsel, Sulawesibersatu.com — Bayangkan ini jika anda bangun pagi, membuka jendela rumah dan yang anda lihat bukan sawah, bukan kebun, bukan halaman bermain anak tapi lubang raksasa menganga seperti kuburan massal, tepat di depan mata. Selamat datang di Dusun Mandengeng Toa, Desa Tindang, Kecamatan Bontonompo Selatan. Di sini, tanah dijarah, air dicemari, dan jalan hancur. Warganya terluka. Tapi pemerintahnya? Hilang entah ke mana.
Aktivitas tambang galian C ilegal di desa ini telah mengubah dusun menjadi zona perang yaitu Lubang bekas galian selebar lapangan bola menganga tanpa pengaman dan Jalanan berlumpur, rusak parah, tak bisa dilalui kendaraan roda dua saat hujan. Air sumur mulai keruh, sawah mati, dan anak-anak terancam setiap hari. "Kami tinggal di atas bom waktu," ujar seorang ibu yang anaknya jatuh dari motor dua hari lalu. "Kalau malam, gelap. Kalau hujan, licin. Kalau bicara, kami dibungkam."
Sebuah video yang mengguncang publik muncul Sabtu (13/9/2025). Seorang emak-emak, sendirian, menghadang excavator tambang ilegal. Tanpa helm. Tanpa aparat. Tanpa perlindungan hukum. Hanya dengan kemarahan seorang ibu yang tak tahan lagi melihat kampungnya dihancurkan. "Berhenti sekarang juga! Ini kampung kami, bukan milik kalian! Jalan rusak, anak kami jatuh, kami semua sengsara!"
Warga lain menyusul. Mereka berdiri berjejer di bibir tambang.
Melawan kejahatan dengan tangan kosong. Tambang ini bukan rahasia. Sudah bertahun-tahun beroperasi tanpa izin. Warga tahu. Aktivis tahu. Media tahu. Tapi aparat dan pejabat seperti tuli dan buta. Pertanyaannya sederhana. "Kalau ilegal, siapa yang melindungi? Siapa yang menikmati hasilnya?" Karena jelas, bukan warga. Warga hanya dapat jalan rusak, air keruh, tanah longsor, dan trauma.
Warga tak lagi minta tolong. Mereka menuntut yakni Penutupan total tambang ilegal, Pengusutan aktor di balik tambang, Reklamasi lahan bekas galian, Perbaikan infrastruktur desa, serta Ganti rugi atas kerugian yang mereka alami. Jika tuntutan tak digubris, warga siap bertindak. "Kami yang akan turun. Kami yang akan menutup paksa. Jangan salahkan kami kalau situasi memburuk."
Hingga berita ini ditulis, tak ada satu pun tanggapan resmi dari Pemkab Gowa maupun pihak kepolisian. Tak ada investigasi. Tak ada pernyataan. Tak ada harapan. Negara sedang absen. Tapi penderitaan rakyat hadir setiap hari. Apa yang terjadi di Gowa bukan sekadar tambang ilegal. Ini adalah Perampokan ruang hidup rakyat kecil, Kejahatan lingkungan, Bukti matinya penegakan hukum dan selama aparat menutup mata, setiap orang yang diam adalah bagian dari kejahatan ini.
Sebarkan berita ini. Jadikan suara warga Mandengeng Toa terdengar di seluruh Indonesia, karena kalau negara tak bisa melindungi rakyatnya dari tambang ilegal, untuk apa negara itu ada? "Ini bukan soal tanah yang dikeruk. Ini soal hidup yang diambil dan kami akan melawan sampai yang bersalah diadili," tegas Warga Dusun Mandengeng Toa. (TIM)
0 Response to "Neraka di Tanah Sendiri: Tambang Ilegal di Gowa Merusak Hidup Warga, Negara Diam"
Posting Komentar